Isnin, 27 Julai 2009

GENERASI MENDATANG GENERASI YANG MENANG

GENERASI MENDATANG GENERASI YANG MENANG
بسم الله الرحمن الرحيم
Tertarik dengan sebuah buku yang bertajuk “JENERASI MENDATANG JENERASI YANG MENANG” karangan Dr. yusof Qardhawi yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia, maka ingin saya kongsi bersama yang lain agar kita sama-sama mendapat manfaat darinya. Buku ini saya pinjam dari perpustakaan awam Kelantan pada bulan jun lepas. muka suratnya tidaklah begitu tebal tetapi kandungannya begitu padat dan pedas bagi sesiapa yang memahami tujuan penulisan buku ini.
Disebabkan kekangan masa, maka saya membahagikan kepada beberapa bahagian untuk memudahkan saya memuat naik ke blog saya dari masa ke semasa. Sesetengah perkataan dalam tulisan ini sukar difahami kerana terpaksa menggunakan perkataan asal sebagaimana dalam buku agar tidak terjejas maksudnya.
(Bahagian 1)
Islam Roh umat kita
Setiap umat memiliki roh. Dengan roh itu lah umat akan hidup. Ini sama halnya seperti roh dalam setiap individu. Jika roh sudah keluar dari tubuhnya maka ia akan kembali individu yang huru hara (tidak berguna) , seperti bangunan tanpa tiangnya. Individu apabila hilang rohnya, ia akan menjadi mayat hidup. Melihat kenyataan yang ada maka kita dapat lihat sendiri, sesungguhnya kini umat hidup tanpa roh.
Mungkin di antara anda ada yang bertanya, apa yang menjadi roh umat umat kita dan siapa pula yang menginginkan umat kita tanpa roh?
Disini saya akan menjawab dengan tegas. Roh umat kita ialah islam. Islam lah yang menghidupkan umat kita dari maut kelmarin. Islam lah yang mempersatukan umat-umatnya dari bercerai-berai. Islam lah yang menyuluhi kita dari kesesatan dan islam lah yang mengajar kita dari kebodohan. Islam mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya dan islam pulalah yang menjadikan kita sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk umat manusia seluruhnya!.
Islam telah merubah manusia yang tadinya sebagai penyembah berhala dan pengembala kambing menjadi pengembala umat dan menjadi penyuluh manusia dari kesesatan. Merekalah yang menaburkan umat ini keseluruh penjuru dunia, baik ke barat, timur,selatan, maupun ke utara. Mereka mengajarkan isi al-kitab dan al-hikmah. Mereka membudayakan keadilan dan rahmat. Mereka menghimpunkan umat manusia dibawah panji-panji ilmu dan iman. Mereka juga yang mengeluarkan umat manusia dari “candi” penyembahan hamba kepada penyembahan pencipta hamba yakni Allah Ta’ala. Islam pula lah mengeluarkan umat manusia dari kesempitan dunia kepada keluasannya. Mereka juga mengeluarkan manusia dari aniayanya berbagai agama kepada keadilan islam.
Pada masa-masa melemahnya umat, islam masih meninggalkan sisa-sisa gerakannya untuk membendung invasi musuh. Islam lah yang memelihara kekuatan dan persatuan umat untuk melawan serbuan tentera Tartar yang dating dari timur dan dari invasi kaum salib yang dating dari barat. Islam juga lah yang menjadi sumber kemenangan umatnya dalam melawan kaum salib di Hatthin dan dalam peperangan melawan tentera Tartar di Ain Jalut. Hingga kini pun islam mampu membangkitkan semangat umat dan menghimpunkan persatuannya dengan asma Allah. Islam lah yang meledakkan energy umat dengan keimanan. Siapa di antara umat ini yang hidup tanpa islam maka berarti ia telah memilih sesuatu kehidupan tanpa roh. Ia telah memilih menjadi busa seperti busa air bah yang akan selalu menjadi mainan arus air tersebut.
Orang-orang yang menginginkan umat kita hidup tanpa roh islam adalah musuh-musuhnya yang menaruh rasa dengki kepadanya. Mereka adalah orang-orang rakus yang ingin merompak kekayaan umat islam. Kedengkian, ketakutan dan kerakusan itu telah mempersatukan kaum musyrikin untuk menipu, bahkan kalu perlu menghancurkannya. Mereka terdiri dari kaum yahudi yang curang, kaum komunis yang kafir, dan tentunya beserta para cecungkuk mereka. Cecungkuk itu kadang-kadang bekerja terang-terangan, tapi adakalanya mereka juga bekerja dengan menggunakan kedok.

( bahagian 2)
PROBLEM BESAR UMAT ISLAM.
Sebahagian umat kita masih mabuk dan terpukau pada dirinya. Hampir seluruh umat kita tidak menyedari hakikat hidupnya di dunia ini. Pada hal sesungguhnya misi itulah yang merupakan alasan keberadaan dan keabadiannya. Inilah yang menjadi problem terbesar yang melanda umat kita selama ini.
Berapa banyak umat kita yang tidak mengenal mana lawan dan kawan. Bahkan dia tidak menyedari apa yang telah diprogramkan musuh-musuh islam dalam kegelapan dan racun macam apa yang telah mereka susupkan dalam lemak dan gula-gula yang diberikan kepadanya. Mereka menamakan kekafiran sebagai kebebasan, immoral sebagai seni, dan kemerosotan sebagai kemajuan, sehingga orang bengkak dikira gemuk, bayangkan fatamorgana disangka air!
Problem besar yang lain dalam tubuh umat kita sendiri adalah adanya celah lebar antara kaum muslimin sendiri. Padahal ini terjadi kerana semangat fanatisme kedaerahan atau bahasa, bahkan ideology impor yang dianuti oleh berbagai organisai dan pemerintahan dibumi islam! Ideology impor inilah yang menjauhkan mereka dari jalan Allah. Selain itu masih ada lagi problem yang menjdi penyakit umat kita iaitu adanya sikap egois para penguasa yang lebih mengutamakan suara hawa nafsu dari suara Allah Ta’ala. Mereka lebih mengutamakan keuntungan peribadi yang sementara daripada kepentingan umat umum. Padahal mendahulukan umat banyak sudah jelas akan memperoleh ridha Allah Ta’ala.
Masih ada lagi celah pemisah yang boleh kita rasakan di seluruh negeri iaitu jurang pemisah yang lebar antara penguasa dan rakyat. Para penguasa yang latarbelakangi oleh asal-muasalnya, pendidikannya, kepentingannya dan kesetiannya selalu terikat dengan militer yang memusuhi islam. Sedangkan rakyat, berdasarkan fitrah, sejarah dan fakta selalu bersama dengan islam. Dengan sendirinya penguasa-penguasa itu, kalu tidak membenci islam, mereka takut dari hokum-hukumnya. Mereka ngeri kalau ajaran-ajaran islam akan berkuasa dan memerintah. Maka tidak hairanlah bila Negara islam terdapat dua buah garis yang tidak kunjung bertemu. Garis yang satu ditempuh oleh penguasa, sedang garis yang satunya lagi ditempuh rakyatnya.
Kemudian terdapat celah-celah lain yang membezakan antara segelitir dan masyarakat biasa pada umumya. Pada umumnya pemikiran masyarakat cenderong kearah agama, begitu juga perasaannya dan tingkah lakunya. Sedangkan orang-orang terpelajarnya (tidak semua) banyak yang sudah dimasuki penjajah. Mereka dipisahkan dari landasannya. Kepala mereka sudah disi dengan pelbagai kefahaman yang slaah tentang islam, baik dalam hal syariat, sirah maupun tentang persepsi umatnya. Sehingga mereka lebih beriman kepada sekularisme (Alladiniyya), baik dari segi idea maupun sistemnya. Mereka memandang agama hanya semata-mata hubungan antara manusia dan Tuhannya. Mereka tidak sudi membiarka agama memimpin kehidupan ini atau ikut campur mengatur masyarakat dengan syariatnya, apalagi sampai dijadikan pengarahan dan pelaksanaan. Kalaupun boleh berperanan, maka ia tidak boleh keluar dari pagar masjid, islam hanya boleh disebut pada saat-saat solat dan khutbah sahaja. Paling teruk islam hanya dijadikan subjek kecil dalam mata pelajaran di sekolah.



0 ulasan: